Hai kawan aku maw
sedikit berbagi pengalamanku. Kemarin waktu aku liburan dengan keluarga ke pemancingan
di daerah Boyolali, rasanya senang sekali waktu dengar ayah mengajak ke salah
satu tempat favoritku. Di pemancingan itu dah ada fasilitas kolam renang, taman
air, dan masakannya pun enak sekali. Ketika sampai disana rasa senang yang
menggunung sedikit hancur kawan, bagaimana tidak.. sudah cuaca panas antrian
tiket masuk panjangnya minta ampun. Setelah mengantri panjang akhirnya bisa
masuk juga.
Setelah
bisa masuk kejadian yang tidak mengenakan hati terjadi, kami berebut meja makan
dengan pengunjung lain. Jujur aku sedikit takut kawan gimana tidak lawan
rebutnya orangnya tinggi besar dan wajahnya seram. Pertengkaran mulut terjadi
antara ayahku dengan orang itu kata ayahku “ Pak ini tempat sudah saya pesan” (
ayahku sedikit berbohong agar dapat tempat).
“ Tidak bisa bos, aku sudah antre dari tadi” (suaranya
gede dan nakutin kawan).
Lama sekali percekcokan
rebutan terjadi kawan, aku, ibuku dan kedua adikku hanya bisa diam melihat
ayahku berebut meja. Hingga manajer tempat itu datang dan berkata
“ Tempat ini tidak
bisa dipakai pak maaf, karena tempat ini mau saya pakai sendiri”.
“Hey mas, kami yang berebut kamu yang mau pakai?? Manajer
apaan kamu”, kata orang yang gede itu.
“Yang benar saja mas, manajer makan ditempat
pelanggan”, sahut ayahku.
Manajer itu menjawab “Maaf bapak berdua, saya memang
berbohong.. tempat ini tidak mau saya pakai.. saya hanya ingin menegur bapak
berdua agar tidak berebut lagi”
Setelah manajer itu
berkata demikian ayahku dan lawan rebutannya terdiam, dan manajer itu memberi
solusi agar mejanya dibagi untuk berdua. Dan ayahku dan orang yang jadi lawan
rebutnya tadi didamaikan dan diberi nasehat oleh manajer tempat itu, jadi orang
tua jangan berbohong apalagi di depan anaknya, berebut tempat makan juga kok
sampai mau berkelahi. Selain itu ternyata ada buku antri meja makan.
Akhirnya ayahku meminta
maaf kepada orang itu, dan sebaliknya juga karena orang itu juga berbohong
karena berkata telah memesan tempat. Dan berujung jadi pertemanan, mengenalkan
keluarga masing – masing dan makan bersama dalam satu meja. Liburan yang ku
kira hancur ternyata malah membawa suasana yang tak terduga.
“Kebohongan sedikit bisa membuat perkara, dan
perkara itu bisa jadi perkelahian, dan perkelahian harus ada yang mendamaikan,
sedangkan perdamaian berawal dari hati kita sendiri”