Emosi Penyebab Bencana

blogger templates


Dulu sewaktu masih sekolah tingkat SMA aku sering jalan – jalan, nongkrong dengan geng SMAku yang terdiri dari Aku, Bagus, afif, Iwan, dan Udin 5 siswa sekelas. Hampir setiap pulang sekolah aku dan teman – teman nongkrong bareng dan tidak lupa godain siswi SMA lain (normal lah kan cowok hehehe). Dari seluruh siswa cowok dikelas geng kami yang paling nakal (menurut guru BK hahaha), sampai banyak muncul julukan bagi kami dari gerombolan manusia bandel, 5 cowok usil, kumpulan setan jahil, dan masih banyak lagi. Karena terlalu nakalnya sampai setiap guru yang masuk kelas kami selalu mengunci matanya pada kami tanpa lengah sedikitpun (serasa kaya Rusa yang di intai Harimau hahahaha).

            Hingga suatu saat kami mendapat masalah intern dalam keluarga geng. Hal itu bermula ketika Bagus dan Udin sama – sama naksir seekor cewek teman sekelas kami yang lumayan bahenol, lumayan cantik, berkulit lumayan putih, dan juga lumayan misterius (soalnya udah pendiem kemana – mana sendiri pula). Persaingan sengit pun terjadi begitu lama, ntah karena terlalu tergila – gilanya pada cewek itu puncak dari persaingan terkumpulnya emosi Bagus kepada Udin dan menantang berkelahi. Ketika jam sekolah berakhir mereka sudah memasang wajah serem (wajah serem itu kaya ekspresi wajah Hittler waktu sakit perut gitu hehehehee), aku pun bingung soalny Afif sama Iwan tidak masuk sekolah hari itu. Ketika di parkiran pun pertempuran terjadi,  adu jotos tak ter elakan dan apesnya di parkiran cuma ada aku dan dua temanku yang jadi petinju dadakan itu. Malang sungguh malang nasibku niat mau melerai mereka malah berujung dengan bersarangnya buah tinju dari mereka berdua di wajahku (mau jadi pahlawan tapi salah timingnya kawan hehehe), akupun yang merasa kesakitan tidak terima dengan pukulan mereka dan memberi mereka masing – masing 1 tendangan di perut mereka (kalo tidak begitu kan adil hahahaa). Setelah mereka merasakan kesakitan aq teriaki mereka “Whoooyyy kalian bego yaa, bisa – bisanya berkelahi gara – gara cewek.. kalian itu sahabat.. kaya kagak ada cewek laen aja.. pake itu otak kalian!!” ujarku sambil melototi mereka. Setelah diam berapa saat Bagus dan Udin perang omongan lagi dan aku pun menyela dan memberi solusi dari pertengkaran ini “Udah dari pada kalian berkelahi lagi dan aku sebagai penengah juga kena pukulan kalian, sekarang kita temuin itu cewek sumber masalah  biar dia milih mau deket sama sapa..” sambil menahan Bagus yang yang ingin memukul Udin. Untungnya mereka setuju dan aq langsung menelpon itu cewek buat ketemuan. Saat ketemu dan menanyakan kepada cewek itu, mau memilih siapa di antara Bagus Dan Udin yang didapat adalah jawaban yang mengagetkan hidup kami.. dengan lembutnya dia berkata “Gak keduanya.. aku itu udah tunangan dan besok setelah lulus SMA mau di lamar untuk jadi istri”. Setengah ketawa dan kasian terhadap kedua teman ku. Setelah mendapat jawaban itu Bagus langsung meminta maaf kepada Udin dan sebaliknya juga Udin meminta maaf kepada Bagus.

         Setelah konflik itu selesai dan berakhir dengan damai, aku pun sadar walau sedekat apapun suatu persahabatan itu tetap dapat goyah oleh suatu masalah yang tak terduga, namun semua permasalahan/konflik yang timbul selalu ada penyelesaiannya asal kita mau berusaha menahan emosi dan mencari  penjelasan dengan jalan damai.